Tuesday, January 14, 2014

Posted by NeoJournalis 4:40 PM No comments
Just wanted to share a thought from my blog friend JMD.

he curious case of (the maybe) mad grab for political power in Sarawak (and perhaps Sabah, too)
By Ruhayat X
I didn’t want to say anything about the Allah issue since there are too many idiots on both sides as it is. But then the Klang church decided to conduct their BM services using Allah, but not their Tamil and English ones. I found that curious. And enlightening.
Because the word for God in Tamil is not Allah?
News flash: neither is it in Malay.
A question of motives
I question the motive and the timing. I will argue that the motive is dictating the timing, as we will see later. For now:
The argument that has become a familiar refrain is that the Christian natives of Sabah, Sarawak and Indonesia have been using Allah to refer to God for generations. Well, then, I’m sorry to say, but for those very generations, they have been terribly misled by their shepherds.
To bow to Allah is like bowing to Krishna. Both heretical gods to Christians.
Or as a Christian commenter to a blog put it:
“Allah is not simply the Arabic word for “god” – the word Allah in pre-Islamic times referred to the Moon God in the Arabic pantheon of gods. To suggest that Jews insert “Allah” instead of the words which we do use (HASHEM, etc.) is blasphemy in and of itself. We might as well use the word Zeus or Shiva! (…) His name is not, by any stretch of the imagination, “Allah”.”
It seems the bibles should indeed be amended to reflect the truth, yes, but that truth is not what they might think it is.

Do read the letter HERE.

Monday, January 6, 2014

Posted by NeoJournalis in | 6:11 PM No comments


Kuasa perkataan.
Ini baru beberapa perkataan diubah untuk membantu OKU ini mendapatkan donation yang lebih baik dari orang yang lalu lalang.

Bayangkan jika kalimah tersebut berbunyi 'Allah'.
Apa impaknya terhadap generasi Islam seterusnya ?
Renung - renungkan. Kerana ianya masa depan anak - anak kita.
Betapa berpengaruhnya perkataan terhadap minda manusia.
Barangkali kerana itu juga peringatan - peringatan kebenaran diturunkan Allah Ta'ala dalam bentuk perkataan, yang kemudian dijilid sahabat Nabi hingga jadi Naskhah Al - Qur'an.
Moga Al - Qur'an tetap jadi pedoman.
Posted by NeoJournalis in | 12:16 AM No comments
Assalamualaikum.

Sudah pasti ramai diantara kita yang pernah mendengar hadith :

Al – ulama’ waraasatul anbiya’
Terjemahan : Ulama itu pewaris para nabi.

Seperti yang pernah saya tuliskan dahulu, saya menyatakan bahwa golongan intelektual seperti para saintis dan pengkaji ilmiah, serta golongan yang cintakan ilmu adalah golongan ulama’. Saya berpendapat begitu adalah disebabkan kalimah ‘Alim’ yang menjadi asas kepada perkataan “Ulama’”, yang berakarkan perkataan ‘ilm’, yang bermaksud ‘pengetahuan / knowledge’.

Friday, January 3, 2014

Posted by NeoJournalis 1:27 AM 18 comments
Dalam tahun - tahun kebelakangan ini, kita melihat satu wave umat Islam untuk kembali kepada jalan agama. Wave ini sangat menggembirakan, apatah lagi apabila kita melihat yang aktiviti - aktiviti keagamaan kembali mekar menghiasi kehidupan masyarakat, dan kesedaran beragama semakin subur meningkat.

Walaupun begitu, tidak dapat tidak kita juga dapat menyaksikan kebangkitan satu kelompok ekstrimis yang bertopengkan agama untuk memijak kelompok masyarakat supaya berada dibawah telunjuk mereka.

Dalam keghairahan masyarakat Muslim untuk kembali kepada Jalan Allah, kita seharusnya menjadi lebih peka tentang siapa yang kita gelar "Ulama' ".

Perkataan "Ulama" itu merupakan plural kepada perkataan "Alim", yang secara literalnya bermaksud, "Mengetahui". Di sini dapat pula kita simpulkan, bahwa secara mudahnya, alim itu bolehlah digandingkan dengan keadaan "yang berilmu". Tetapi, ramai daripada kita selalu tersalah anggap, dan mengatakan seseorang yang rajin beribadah itu sebagai 'orang alim'. Sepatutnya, ahli ibadah itu dipanggil 'abid' dengan sifatnya yang wara', dan bukan 'alim' yang sifatnya berilmu, walaupun secara rasionalnya, seseorang yang rajin beribadah itu selalunya berilmu, tetapi si jahil juga ada yang rajin beribadah.

Mengapakah saya membangkitkan persoalan 'alim', 'warak' dan 'abid' ini ?

Mudah saja. Pada ketika sekarang, ketika umat Islam terutama di Malaysia terlalu ghairah dengan paluan semangat untuk kembali kepada agama, kekeliruan ini kelihatan semakin menjadi - jadi. Terlalu ramai orang yang dicap dan dipanggil sebagai 'orang alim' sedangkan kadar ilmunya tidak sehebat manapun. Pendapat ini mungkin sedikit keras dan tidak dapat diterima oleh majoriti masyarakat, tetapi tanyakan kepada diri anda sendiri apakah orang alim itu hanya bijaknya dalam bidang keagamaan sahaja ?

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter